skip to Main Content
Leadership In The Digital Age

Leadership in the Digital Age

Kata “Digital” menjadi sesuatu yang sering disebut dalam sebuah diskusi, perencanaan, solusi, bisnis bahkan sampai ke politik, seolah-olah digital sebagai sebuah fenomena yang merasuki semua elemen dalam hidup di periode waktu sekarang dan hal ini dikenal dengan nama ‘Perubahan’. 

Buat kita para Leaders dengan masing-masing latar belakang, tentunya punya pendapat sendiri tentang ‘digital’. Yang penting dalam situasi ini adalah bagaimana kita menyikapinya, bisa dimulai dengan pertanyaan ‘Apa implikasi dari digital era ini bagi para Leaders?’ 

“Technology is changing five times faster than management” McKinsey & Company yang dibahas dalam ‘Mind 2014’ secara komprehensif dari aspek perubahan oleh Mark Stevenson (markstevenson.org) memiliki versi sendiri menjadi “Technology is Accelerating five times faster than management” yang perubahan ini harus diikuti oleh para Leaders agar tetap dapat eksis dalam persaingan. 

Tidak bisa dihindari fenomena diatas menyerbu seluruh aspek dalam dunia professional, bisnis dan persaingan, kita bisa memanfaatkan perubahan ini untuk menambah produktivitas atau terlena menjadi tertidur olehnya. Para Leaders dapat melihat kehadiran perubahan ini, namun sedikit dari mereka yang mengantisipasi dan beradaptasi untuk memanfaatkan perubahan ini dalam rangka meningkatkan daya saing perusahaan. Sudah disepakati bahwa kita para Leaders yang akan mengawal dan membawa ke arah mana perusahaan bergerak, sehingga hal ini menjadikan para Leaders menjadi fungsi yang paling berperan dan berpengaruh atas kehadiran perubahan ini.  

Bagaimana konsekwensi kita para Leaders dalam menyikapi perubahan ini, konsekwensi dari lingkungan Digital yang hadir dalam kehidupan, organisasi, perusahaan, bisnis dan bahkan berkomunikasi. Apa yang harus dilakukan secara berbeda, tantangan para Leaders adalah beradaptasi untuk memimpin dan mengelola dalam lingkungan digital, dan kondisi ini terbagi menjadi 3 area adaptasi dan transformasi Leaders : 

 

  1. Menjadi Tersingkirkan  

Dekat sekali contoh dalam case ini ketika Bisnis Transportasi harus berperang melawan Bisnis Informasi, yang mana bisnis transportasi konvensional merasa tergeser dengan pola masyarakat digital yang berpindah cara mendapatkan jasa transportasi menggunakan media informasi yang akhirnya terbukti bahwa Customer menjadi semakin nyaman dengan pola media informasi, karena lebih cepat, lebih mudah dan bahkan lebih murah, Lambannya para Leaders dalam mengantisipasi dan beradaptasi dengan Digital Era menyebabkan tersingkirnya perusahaan dalam persaingan bisnis yang berjalan. 

 

  1. Menjadi Kolaboratif 

Menjamurnya pola berbisnis online (eCommerce) merupakan contoh para leaders untuk kolaboratif dengan situasi yang ada, tidak hanya penjual barang yang bisa menggunakan opportunity dalam Digital era tapi juga perusahaan jasa pengiriman barang dan bahkan perbankan menjadi satu Cycle process perdagangan eCommerce yang mana dalam hal ini para Leaders dimasing-masing perusahaan sadar akan opportunity ini dan langsung bertransformasi menjadi Kolaboratif untuk dapat ikut serta dalam persaingan yang berjalan. 

 

  1. Menjadi Inovatif 

Sudah terbukti dalam survey Booz&Co. bahwa 10 perusahaan teratas di dunia dapat eksis dalam persaingan dan memimpin dalam persaingan dunia menggunakan Budaya Inovatif dalam menjalankan perusahaannya, dimana para Leaders mampu dan mau bertransformasi ke area Inovasi untuk dapat unggul dalam persaingan bisnis. 

Semua kembali kepada para Leaders dalam menyikapi hal ini, dan sikap para Leaders akan menentukan menjadi seperti apa dan akan dibawa kemana perusahaan tempat Leaders berkarya. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top